2015
Selasa, 05 Mei 2020
Perawan Pecinta Bulan Yang Menggenggam Sabar Untuk Menangkap Angin
2015
Selasa, 13 Desember 2016
Kepada Yth Mama
Ma... Tenang-tenanglah Mama disana.
Anakmu satu-satunya itu Ma, sudah ia arahkan langkahnya kemana ia tuju, pijakan kakinya dimana dia mau. Bukan lagi Jawa, bahkan Papua sudah ia datangi Ma.
Bukan untuk piknik apalagi sebagai pelarian yang membawa dia ke berangakt tempat itu Ma, tapi rasa peduli terhadap sesama dan keinginannya untuk lembang dan berbagi. Aku yakin ia belajar dari Mama.
Desember awal anakmu itu akan memasuki pedalaman Papua. Kaget, khawatir dan bingung mengetahui hal itu Ma. Di Papua sana Mamaku sayang, tanggal 1 Desember dianggap hari "kemerdekaan" mereka, harinya OPM, organisasi pemberontak orang-orang bilang. Menurut sebagian orang, orang asing atau pendatang sebaiknya tidak berada Disana untuk keamanan mereka sendiri.
Jangan Mama kira aku diam saja. Tidak, aku tidak diam Ma, aku peringatkan dia lewat pesan yang kukirim, walau aku tahu mungkin dia tidak akan peduli sama sekali, bukan karena isi pesannya, terlebih karena aku yang mengirimnya. Aku hanya bisa berharap dan berdoa semoga ia terhindar dari hal-hal buruk.
***
Mama...
Mamaku yang mungil dan murah senyum.
Anakmu Ma, anakmu yang gembrot dengan gigi rapih itu tadi sore membalas pesanku. Tenang rasanya tahu dia dalam keadaan baik tanpa kurang sesuatu apapun, malah lebih semangat rupanya dia. Mengajar anak-anak PAUD di pedalaman Papua sana. Iya Ma, kami sempat berbincang walaupun kaku seperti biasanya. Tak apa, tahu dia dalam keadaan baik itu sudah cukup, selebihnya memang buat dia sendiri dan suaminya tentu saja.
Sekian dulu suratku Ma.... Doa kami untuk ketenangan dan tempat yang lapang buat Mama disana.
Bdg, 6 Des 2016
PS: Dia masih melukis Ma :)
Senin, 09 Mei 2016
MENG(G)ENANG
dari cerita yang tak lagi bergulir
enggan kembali ke hulu
dan tak bisa ke hilir
Let You GO
Dara berdiri saja
dan si pria berjalan juga
mendinginkan mata dada mereka
banyak kata
banyak rasa
terbujur kaku di mulut mereka
dan si pria berjalan juga
sedang si pria tak menengok juga
berlalu begitu saja
dan si pria berjalan juga
jauh di belakang mereka
ada luka
merapat di punggung mereka
dan si pria berjalan juga
Kamis, 29 Januari 2015
Pada Kantung Matamu
pada kantung matamu rinduku bersemayam
jarak dan hasrat menetes di matamu
sore nanti aku berharap
kebahagiaan mengeluarkan airnya dari matamu
menyambut pertemuan kita dan
menggantinya dengan rindu yang baru
karena rindu yang lama hanya akan keluar
dibarengi dengan isak dari tangismu
bukan tangis bahagia
tapi rindu yang mati bosan